Dulu … bahkan sampai dengan beberapa waktu yang lalu … saya termasuk salah seorang yang suka mengeluh … Mengeluh tentang pekerjaan … mengeluh tentang keuangan yang koq selalu terasa kurang … mengeluh tentang jalanan yang tidak pernah diperbaiki, mengeluh ini dan itu ….
Sampai-sampai sewaktu saya ditugaskan ke Aceh di Februari 2008, saya sempat curhat dengan berbagai keluhan saya ke seorang teman (kalo boleh dibilang begitu) yang juga seorang terapis … ini dan itu tentang pekerjaan dan lingkungan serta suasana kerja … Selaluuuu mengeluh … karena sepertinya ada yang tidak beres … hhhhhh … Capeee deeeeeehhh
Sampai suatu saat … ketika saya sedang ke seberang kantor untuk membeli pulsa, saya melihat seorang kakek tua … sudah renta … jalannya pun sudah terseret-seret … dia sedang menyapu jalan … Entah mengapa si kakek itu sangat menarik perhatian saya … sampai sayapun bingung karena saat itu tidak menemukan apa yang membuat saya koq tertarik dengan si kakek itu …
Ketika selesai dengan kesibukan dan kembali ke penginapan (waktu itu di daerah lain karena tugas) …. Seperti biasa, saya lantas mencoba mencari makna dari apa yang saya temukan selama sehari itu … Masih tetap si Kakek tadi menjadi primadona di pikiran saya … Hmmmhhh … ya … rupanya itu yang membuat saya tetap terbayang…
Saya baru sadar … saat saya melihat kakek tua itu … sesuatu yang beda dari kakek itu adalah wajahnya … tenang … dan meskipun tidak tertawa-tawa tapi tetap muka kakek itu koq enak diliat … seperti melihat orang yang sedang senang … tidak tampak kalau kakek itu kepanasan karena berjemur di matahari yang panas ….. Yah … beda … itu mungkin yang membuat saya merasa koq ada sesuatu yang beda …
Si Kakek yang sudah tua … dengan jalan terseok-seok (mungkin terserang penyakit sehingga jalannya terlihat agak kesusahan) masih menyapu jalan … sudah sangat pantas kalau si kakek itu beristirahat di rumah, dan di layani oleh anak dan cucunya … tapi apa ??? dia masih menyapu jalan …
Mmmmhhhh … Si Kakek masih mencari rejeki dengan jalan menyapu jalan .. itu kesimpulan yang saya ambil … karena tidak mungkin dia menyapu jalan hanya karena menyalurkan hobby … rasanya jauh dari mungkin …
Tapi koq dia terlihat tenang ??? haaahhhhh … masih saja ketenangan wajah si Kakek terus mengganggu pikiran … bagaimana tidak … Terlihat umur sudah tua … jalan sudah (maaf) susah … panas matahari cukup menyengat … kendaraan lalu - lalang … tapi si kakek masih tenang dengan sapu lidi bergagang kayu ??? Mungkin saya sendiripun tidak sanggup … tapi kenapa kakek masih tenang ??? Wajahnya itu … benar-benar membuat saya terganggu … seakan-akan wajah itu meledek saya yang keluar dari kantor dengan wajah berkerut … padahal di kantor itu ber-AC …
Dalam kamar hotel yang juga ber-AC … saya tersenyum sendiri … hahaha … saya juga sudah kena gangguan jiwa gara-gara si Kakek…. Si Kakek seolah-olah sudah menampar dan menyadarkan saya … kalau selama ini tuh saya hidup termasuk enak … gak berjemur di panas … masih bisa makan pilih-pilih … kerja di kantor yang “adem” udaranya… harusnya dengan kondisi seperti itu, saya lebih bisa berpikir jernih dan jauh… bukan malah berpikir sempit yang membuat saya selalu mengeluh …
Si Kakek saja yang berjemur di panas … berisik suara kendaraan … debu-debu jalan yang beterbangan …. Orang lalu – lalang … masih bisa berwajah tenang … bahkan wajah itu bisa mengganggu jiwa orang lain dalam hal ini saya… hehehehe … Koq saya bodoh yah …
Mmmmmhhhhh … ada yang salah dengan setingan di pikiran saya … kesalahan di “routing table” (istilah orang jaringan) dalam menentukan arah respon terhadap suatu masalah …. Hehehe … setelah dipikir-pikir lagi … masalah di kantor khan gak gawat-gawat amat … kenapa kemaren saya ngeluh seperti udah ga ada jalan yah …. Padahal saya sendiri sadar kalo masih bisa dicari solusi … laluuuu … masalah keuangan ?? apa ya ??? … toh makan masih cash (gak ngutang di warung… hehehe), kebutuhan anak-istri … Alhamdulillah masih terpenuhi … kemana-mana ada kendaraan.. isi bensin … masih bisa … lha … terus ??? apanya yang kurang ???
“Waaaaahhhh … kek … ngeledek yah …” batinku yang sedang terkena gangguan jiwa di kamar hotel … Hehehehe… “Terima kasih ya Kakek penyapu jalan” … Masih berbicara sendiri sambil mengambil kertas dan pena untuk dicorat-coret …
Teman ….Penggalan cerita nyata diatas bukan dimaksukan untuk pamer … sekali lagi bukan … cerita diatas saya ungkapkan dalam tulisan ini … karena saya rasa ini perlu untuk dibagi.
Di luar
Sang kakek mungkin saja memberi pemaknaan yang tepat untuk masalah yang dia temui… sebut saja mungkin masalah keuangan … karena saya rasa tidak mungkin kalo si kakek tersebut berkecukupan, dia mau berpanas-panas untuk menyapu jalan di siang hari. Pemaknaan yang tepat itulah yang mungkin membuat sang kakek mengeluarkan respon berupa bekerja dengan perasaan yang tenang (perasaan itu terpancar dari wajahnya)… sedangkan saya (dalam kisah diatas) telah memberikan pemaknaan yang kurang baik terhadap permasalahan yang datang… sehingga respon saya adalah keluhan demi keluhan…
Jadi ??? kesimpulannya ???
Ya … semua tergantung pemaknaan yang kita berikan terhadap input informasi (dibaca: masalah) yang datang pada kita …
Saya pernah membaca sebuah tulisan menarik dari buku “The Secret of Mind Set” … bahwasanya apapun masalah (kalau kita mengganggap itu masalah) yang datang pada kita sebenarnya adalah netral … pikiran kitalah yang memaknai masalah itu sehingga mempunyai makna positif atau negatif …
Nah … trus gimana doooongng … ???
Hehehe … Tanyakan pada pikiran anda … Makna apa yang bisa anda berikan untuk setiap masalah yang datang pada anda … selanjutnya ???? Terserah anda …