Nyaman dalam ketidaknyamanan... atau ???

Seorang teman dikantor pernah "curhat" kepada saya, curhat tentang pacarnya yang kekanak-kanakan, terkadang suka marah-marah dengan alasan yang tidak jelas, terkadang malah sangat manja dan sangat perhatian. Mereka berdua "sangat sering" ribut, bahkan ledekan teman-teman kantor lainnya, lebih sering ributnya dari pada baiknya.

Oya, teman kantor saya ini wanita. Saat curhat, dia mengatakan bahwa dia sudah merasa sangat tidak nyaman dengan kondisi yang selalu ribut ini... sering dimarahi dengan alasan yang tidak jelas dan kesimpulannya dia lelah dengan kondisi ini...

Menariknya, belum lama ini dia PUTUS dari pacarnya itu. Setelah putus, alih-alih senang dan lega, dia malah stress berat sampai depresi, pasalnya dia ingin hubungannya terjalin lagi walaupun dia sendiri tidak nyaman.

Terkadang terdengar lucu, namun sering kita menemukan kondisi dimana kita "NYAMAN DALAM KETIDAK NYAMANAN".
Ya... nyaman dalam ketidak nyamanan ini lebih karena kita telah terpola dengan kondisi tertentu, dimana ketika pola tersebut diputus, maka yang terjadi adalah perasaan tidak nyaman ... atau mungkin TIDAK NYAMAN DALAM KENYAMANAN ... hehehe ...

Banyak kejadian seperti ini, misalnya orang yang telah bekerja lama menjadi pegawai level rendah, dia jenuh dan merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang dilakukan selama ini, namun ketika ditawari pekerjaan baru, dengan dalih "mikir-mikir dulu" berusaha menghindar dari tawaran tersebut... Kondisi yang sama, karena pola yang sudah terbangun sebelumnya menjadikan kita merasa nyaman meskipun secara sadar kita tidak nyaman dengan kondisinya ...

Kembali lagi itu adalah sebuah KEPUTUSAN ... seperti halnya yang saya sampaikan kepada teman saya itu, bahwa semua tergantung keputusannya, Keluar dari penjara pikirannya atau tetap menikmat film ketidak nyamanan itu diputar terus dan menambah stress dan depresinya ...

Semoga kita pun dapat mengambil keputusan yang tepat ... karena apapun kondisi itu, tetaplah menjadi keputusan pribadi kita...

1 comment:

lipohstory said...

benar banget....
belum lama ini aku pernah pacaran jarak jauh tapi lama2 dia minim komusinkasi gak kaya dulu...
pokoknya gak nyaman bgt...
aku pikir kalo putus bebas dari ketidaknyamanan ini...daripada ngarep2 dihubungi sampe belingsatan

ternyata setelah aku putusin..aku yang belingsatan...hahaha
aku sadar bersamanya adalah kenyamanan aku..
aku mengambil keputusan yang salah and
tapi nasi udah menjadi bubur..
dia sudah sangat membenci aku sampai sekarang..

andai waktu bisa diputar

sorry jadi curcol...habis baca blog ini langsung ingat diri sendiri haha