Candi dan Potensi diri

Pagi ini seorang teman datang ke ruang kerjaku dan membawa foto-foto Candi Borobudur … rupanya Departemen tetanggaku baru saja kembali dari perjalanan wisata ke Candi Borobudur..

Saya jadi teringat beberapa tahun lalu sewaktu saya mengunjungi candi yang megah itu … ternyata candi yang kokoh dan megah itu hanya tersusun dari batu-batu yang sederhana … batu yang jika dia berdiri sendiri, tanpa rupa yang memikat.. namun setelah di tata sedemikian rupa, ditambah lagi dengan ukiran-ukiran dan pahatan-pahatan dari tangan-tangan trampil… batu tak berbentuk itu menjadi sebuah Maha Karya yang … Subhanallah … Sangat indah …

“Hmmmhhhh… rupanya bongkahan-bongkahan batu yang tidak bernilai … bisa juga menjadi sangat indah … “ pikirku yang sedang terkagum-kagum sambil kelelahan menaiki tangga demi tangga di Borobudur

Aahhhh… iya … ternyata kitapun sering melihat segala kekurangan-kekurangan di diri kita sebagai “bongkahan batu” yang tidak berharga …

Minder, rendah diri, takut, merasa tidak mampu … terkadang memenjarakan kita dan membuat kita tidak dapat memoles “bongkahan batu” (dibaca : potensi diri) yang ada dalam diri kita …

Padahal jika kita mau melihat lebih jauh tentang diri kita … ada banyak potensi besar yang ada dalam diri kita yang bisa kita poles dan kita bentuk sedemikian rupa menjadi sebuah “Produk Unggulan” yang bisa kita persembahkan … Bukankah sebelum kita berwujud seperti sekarang ini kita sudah menunjukkan keunggulan kita ???

Kita ini terbentuk dari salah satu sel sperma yang menang melawan berjuta-juta sel sperma lain dalam perjuangan untuk membuahi sang sel telur … dan sekarang pun, kita tetap menjadi seseorang yang mempunyai keunggulan tersendiri … Produk Unggulan pribadi yang sangat besar… namun, itu semua tergantung bagaimana kita memoles potensi yang ada dalam diri kita… sebagaimana sang pembuat candi memoles batu-batu tak berbentuk menjadi sebuah Maha Karya yang Indah ………

Subhanallah … The Law Of Attraction atau kebetulan ???

Beberapa hari sebelum istri saya melahirkan, saya sempat berpikir keras (atau lebih tepatnya stress) bagaimana cara untuk bisa ke RB (Rumah Bersalin) dalam waktu singkat. Sebenarnya jarak dari rumah saya ke RB tersebut tidak terlalu jauh, hanya saja saat itu sedang dilakukan perbaikan jalan antara rumah saya dan RB.

Saya lantas teringat pelajaran Mind Management yang baru saya dapat beberapa hari sebelumnya oleh Mr. Provokator… saya lalu bertanya pada istri, kira-kira dia maunya melahirkan tanggal berapa…

“Tanggal 12 supaya sama dengan tanggal kelahiran saya” jawab istri…

Lalu saya menambahkan “tanggal 12 nya tengah malam ya” maksudnya supaya gak macet (banyak nawarnya..)

Lalu saya minta istri untuk sama-sama membayangkan tanggal 12 dan malam hari saat melahirkan … dan seraya berdoa agar dimudahkan… dan yang terjadi adalah …

Istri saya menelepon saya di kantor pada tanggal 11 siang… katanya udah keluar flek dan harus ke RB…

Kami ke RB jam 14.30 … jalan macet… (jauh diluar bayangan waktu itu)…

Sesampai di RB, oleh dokter istri saya tidak di ijinkan pulang dan harus di Induksi. Singkat cerita, Istri saya di induksi jam 19.00… jam 22.00 istri masuk kamar bersalin untuk melakukan persalinan…
Jam 23.00, karena kondisi tidak memungkinkan (gagal induksi) diputuskan di rujuk ke RSIA HGA di RadenSaleh Depok untuk di Operasi.
Jam 23.10 saya , mertua dan bidan membawa istri saya ke RSIA HGA. Alhamdulillah jalanan kosong karena sudah larut malam.
Jam 23.25 sampai di HGA, jam 23.45 Operasi di mulai…

Jam 00.07 tanggal 12-12-07 bayi mungilku lahir.

Subhanallah. Rupanya Allah telah mengabulkan do’a ku … Bayi kami lahir tanggal 12 seperti yang kami harapkan… dan waktu istri saya dilarikan ke RSIA HGA, terjadi pada tengah malam… dan jalan sudah kosong … (kalau siang hari normalnya macet banget melewati rel kereta Depok) … Subhanallah … The Law Of Attraction atau sebuah kebetulan ??? Wallahu a’lam bishawab … Yang pasti, Alifia Zahwa Syahidah lahir pada tanggal 12-12-07 jam 00.07 …. Jadi tahun depan jangan lupa yah … ngasih kadonya tanggal 12-12 … hehehehehe ….

Untuk Para Penakut

Untuk para penakut yang takut untuk mulai menulis…

Perkenalkan… saya adalah mantan teman anda yang dulu juga penakut untuk mulai menulis. Dulu saya sempat bingung … apaaaaa yang mau saya tulis … Mau nulis tentang komputer (bidang ilmu saya) tapi udah banyak … mau nulis masalah pengalaman … saya tidak pandai menceritakan pengalaman … trus, mau nulis mulai dari mana ya ??? nanti bahasanya gimana ya… saya kan gak ngerti kalo disuruh nulis pake bahasa buku (bahasa yang baku)… Niat nulis sudah ada dari dulu … tapi kebingungan dan ketakutan yang membuat gak pernah ada satu tulisanpun saya buat …

Eeeee … sampai saya ketemu dengan seorang Provokator sejati … Bukunya aja judulnya Provokasi … Blognya juga tentang Provokasi … Orang ini memprovokasi saya habis-habisan untuk nulis … bahkan saya kejar pertanyaan pamungkasnya ketika saya mulai berkelit …

“iya pak … nanti saya tulis” … jawab saya ...

“Kapan anda mulai ???” tanya sang provokator ... yaaaa .. saya jawab aja “ntar malam pak” …

Eeeeehhhh .. taunya dia bilang lagi “kalo gitu besok pagi saya baca” …

Nah lho … Sempat terjadi gangguan jiwa juga sih …hehehehe … Inti yang saya tangkap dari sang provokator itu adalah Langsung Lakukan … jangan berikan kesempatan pikiran kita untuk mencari-cari alasan agar kita tidak jadi “nulis” … Masalah model penulisan … mau benar atau salah urusan nanti … Lantas saya sadar … Anak saya yang baru lahir … gak minta susu dengan ngomong “bunda, Zahwa haus” … tapi dia minta susu dengan “ Oooeeeeeekkkkk… Ooooeeeeekkk” alias nangis …

Maksudnya adalah, kita tidak bisa berharap tulisan apapun yang kita buat langsung jadi bagus banget … yang penting bukan bagus tidaknya… karena hal itu bisa diperbaiki sambil berjalan … tapi kalo tidak mulai nulis… kapan mau perbaikinya ???

Itu makna tersirat yang saya tangkap dari Sang Provokator … sampai akhirnya nekad nulis aja… masalah gaya penulisan … pemilihan kata … aahhh … urusan belakang … paling tidak bisa plong lah setelah nulis … hehehehe … Bagi yang mau kenal dengan Sang Provokator .. bisa langsung klik ke Link Sang Provokator di kolom sebelah … Tapi harus siapkan mental dan periksa kembali kesehatan jiwa anda setelah diprovokasi … hehehehehehe … Thanx Mr.Provokator….

Kritik VS Kripik

“Sesungguhnya orang yang beruntung adalah orang yang selalu rindu akan nasihat….”

Sahabat … kita sering mendengar kata “kritik” … bahkan kitapun pernah mendapat kritik atau memberikan kritik … Berbagai macam sikap orang ketika menerima kritik dari orang lain… Bisa senang, marah, biasa saja, ngedumel dan sebagainya.

Kita perlu menyadari bahwa esensi dari kritik itu sendiri sebenarnya adalah nasihat kepada kita… terlepas dari si pemberi kritik itu paham atau tidak tentang masalah yang dikritik tersebut, namun kita perlu mensikapi secara arif.

Sahabat … Sadarilah bahwa kritik atau nasehat itu sebenarnya adalah sarana kita untuk mengembangkan diri kita menjadi lebih baik… dari kritik tersebut kita dapat mengetahui sudut pandang orang lain terhadap kita… semakin banyak kritik, kita semakin tau kelemahan ataupun kekuatan kita yang kemudian dapat kita sempurnakan lagi menjadi PRODUK UNGGULAN dari diri kita… Jangan kita melihat dari kata-kata yang di ucapkan… atau dari sikap si pemberi kritik...

Mulai sekarang… mari kita lihat kritik dari sisi esensi yang terkandung didalamnya … karena itu adalah modal kita untuk menjadi lebih baik …

So … lebih enak mana … Kritik atau Kripik ??? Hehehe …

Mana lebih Bahagia... Persaingan VS Sinergi

Teman….. Jika kita pergi ke sebuah rumah yang disana tinggal sebuah keluarga yang serba kekurangan dan kesulitan … bahkan untuk makan hari itu saja mereka kesulitan … kemudian anda datang membawakan makanan untuk dibagikan kepada keluarga tersebut … dan mereka menerimanya dengan wajah yang gembira … tersenyum gembira … maka siapakah yang paling bahagia saat itu ??? Ya… Jawabannya yang paling bahagia saat itu adalah anda … anda yang telah membuat orang lain dapat tersenyum gembira …

Teman … saat kita berbagi dengan ikhlas … saat itulah kita akan menerima sesuatu yang tidak ternilai harganya … ya… sebuah kebahagiaan … dan bukan hanya itu … berbagai kebaikan lain pun akan kita terima … Rumusnya … semua yang kita beri … akan kembali kepada kita … seperti bole tenis yang kita lemparkan ke dinding … bola tersebut akan memantul kembali kepada kita …

Mau contoh lain ??? Anda masuk ke ruangan kantor anda … di situ ada 5 orang teman anda … dan anda masuk sambil mengucapkan salam … Assalamu’alaikum … maka anda akan dijawab Wa’alaikumsalam oleh ke-5 orang tersebut … Hebat bukan ??? anda memberi satu salam dan anda mendapat 5 salam dimana salam itu bermakna sebagai do’a kebaikan dan keselamatan… Luar biasa …

Mari kita lihat dari lingkungan pekerjaan kita … Kita sering mendengar kata Persaingan sehat antar rekan kerja … dimana kita bersaing untuk bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi … Jika yang digunakan adalah kata persaingan, maka yang terjadi adalah kita saling menyembunyikan ilmu… karena persaingan itu sendiri secara otomatis memerintahkan ke alam bawah sadar kita untuk menggunakan potensi diri sendiri untuk mengejar sesuatu untuk diri sendiri … Ingat rumusnya … apa yang kita berikan akan kembali ke diri kita … jika yang kita berikan adalah kepelitan ilmu kita … maka jangan berharap akan banyak ilmu yang akan kita terima dari orang lain …

Seharusnya yang kita gunakan dalam lingkungan pekerjaan kita adalah SINERGI … kenapa ??? karena ketika kita menggunakan sinergi, maka secara otomatis akan memerintahkan ke alam bawah sadar kita untuk memberikan ilmu-ilmu yang kita punya untuk saling melengkapi dengan rekan kerja yang lain agar tercapai hasil yang optimal dalam pekerjaan kita … Dilihat dari rumus bola tenis tadi, jika yang kita berikan adalah ilmu kepada rekan kerja yang lain… maka jangan heran jika anda mendapatkan banyak ilmu baru dari buah pikiran teman-teman kerja di lingkungan anda …

Nah lho … lantas … masalah penilaian dari atasan… terus masalah kenaikan pangkat/golongan gimana ??? nanti atasan mengira teman saya yang lebih baik dari saya …padahal khan saya juga menyumbang pikiran dalam pekerjaan itu … gimana dong ??? ….

Hehehehehe … Rumus yang ke dua adalah … Anda jangan pernah ragu dengan keadilan Tuhan … Dia tahu persis kemampuan dan kompetensi anda … dan Dia tidak pernah salah dalam memberikan Rejeki kepada hamba-Nya … Apakah kita meragukan keadilan Tuhan ??? apakah kita ragu tentang penilaian Tuhan terhadap kemampuan kita ??? apakah kita takut kalau-kalau Tuhan salah ngitung rejeki ??? hehehehehe … Jangan berpikir yang tidak enak … jangan buang-buang energi untuk memikirkan apa yang tidak anda sukai … karena itu yang akan terjadi …

Rangkuman rumusnya adalah, bekerjalah dengan mensinergikan kemampuan anda dengan rekan kerja yang lain … enjoy aja … Yakin … berikan saja yang terbaik yang anda punya dan kebahagiaan pasti akan anda dapatkan … seperti bahagianya anda memberi makan dengan ikhlas kepada orang yang kelaparan

Salah Siapa ???

“Woy … sialan … “ sontak saya hentikan mobil mendadak … lantas turun dari mobil menuju ke angkot yang baru saja hampir menabrak mobil saya … “Lo bawa mobil yang bener dong …” teriak saya dengan emosi sambil menuju angkot itu … namun dia keburu kabur … saya pun berlari ke mobil dan berniat untuk mengejarnya … “Sabar Kak … udah gak usah dikejar … masalahnya gak akan selesai dengan berantem… ingat kita sedang bawa si Zahwa nih…” kata istriku lembut… dia sedang menggendong si Zahwa kecil anakku … Seketika itu juga emosiku mereda … dan berjalan dengan santai lagi …

Kejadian itu terjadi pada hari Idul Adha … Mungkin sering kita jumpai kejadian-kejadian serupa … dimana banyak pengguna jalan raya yang tidak mengerti etika berkendara di jalan raya. Entah siapa yang salah… apa karena pikiran kebanyakan orang sudah terpola untuk mementingkan diri sendiri tanpa melihat dan memperdulikan orang lain…

Berkendara di jalan raya memang menuntut kecerdasan emosi tersendiri … karena begitu banyak watak pengemudi, baik kendaraan umum maupun pribadi yang jadi satu di jalan raya… Lantas bagaimana supaya tertib berlalulintas bisa terlaksana ??? Rambu-rambu sudah jelas… Peraturan berkendara sudah jelas … nah lalu apa lagi ??? kenapa tertib lalulintas masih jauh dari harapan ???

Hmmmmhhh … jawabannya sulit … karena kalau mau jujur … kita sendiri pun sering melakukan pelanggaran yang mengatasnamakan “mumpung ga ada polisi” … lantas kalau supir angkot seperti cerita diatas tetap ugal-ugalan itu salah siapa ???????????

Thank's To

September 1998 … bulan pertama masuk bangku perkuliahan, yang pertama dilakukan para mahasiswa baru biasanya adalah berkenalan satu sama lain … Seperti biasa, sayapun berkenalan dengan banyak teman baru… biasanya kami menginformasikan nama dan asal sekolah …

Namun dari sekian banyak kenalan, ada satu orang yang perkenalannya dengan saya sangat membekas … Sebut saja namanya Anto… seperti biasa saya berkenalan dengannya, dia berasal dari sebuah sekolah negeri di Jakarta Utara … saya pun mengatakan kalau saya dari Sekolah Negeri di Sorong Irian Jaya … tanggapannya cukup menarik … “Wah … lu gak kaget ya… biasanya sekolah di hutan sekarang sekolah di kota besar…”. Kata-katanya singkat… padat… dan Menjengkelkan. Kalau saja saya tidak ingat bahwa saya pun masih baru di daerah ini, mungkin satu hadiah “BOGEM MENTAH” sudah melayang ke mukanya …

Tapi … Sabar.

Saat itu mungkin saya sangat Marah… Jengkel… Kesel ….tapi sekarang, kalau saya bertemu dengan dia…. Saya akan ucapkan banyak terima kasih …

Nah lho … kenapa ???

Pasalnya, setelah dia mengatakan kata-kata mutiara itu, saya menjadi terpacu… ingin membuktikan kalau saya harus bisa lebih baik dari “anak Jakarta” hehehehe … walaupun gak semua anak Jakarta sih .. tapi paling tidak saya harus membuktikan kalau Anak Irian itu nggak bodo-bodo amat … Hasilnya??? Saya bisa menyelesaikan kuliah S1 tepat waktu … sesuai target dan paket yang didapat dari kampus … yaitu 4 tahun… Thank’s Anto …
Temanku … Banyak kejadian yang terjadi saat ini adalah merupakan suatu keterkaitan yang sangat erat dengan kejadian-kejadian dimasa depan … untuk itu… berhati-hatilah mengambil sikap terhadap suatu kejadian …

Keranjingan Komputer

Cerita ini terjadi sewaktu saya masih kelas 5 SD di Sorong, Irian Jaya.
Dari kecil, saya memang sudah suka dengan yang namanya komputer. Biasalah… namanya juga anak-anak … mudah terprovokasi dengan film-film yang menayangkan kecanggihan komputer yang mungkin juga sebenarnya tidak masuk di akal…

Pada suatu malam, saya diajak ayah pergi ke rumah temannya. Singkat cerita, setelah ngobrol-ngobrol, kami di ajak makan dirumah itu… Namanya orang padang, makanannya pun menggugah selera saya yang juga kebetulan hoby makan… (sesuai body… hehehehe). Ketika duduk di meja makan, saya melihat di kamar seberang, anak teman ayah saya ini sedang duduk di depan sebuah computer dan sedang asik mengerjakan sesuatu (sok serius banget deh)… “Wow… komputer … gimana nih… nasi dan lauk sudah di piring… alasan sakit gigi atau kenyang aja aaahhhh” …. Lantas dengan alasan dah kenyang, saya langsung meninggalkan meja makan dengan nasi dan lauk masih tersisa di piring…. Hehehe sungguh kejadian luar biasa saya meninggalkan makanan lezat tersisa diatas piring…

“Tumben Wen, biasanya makannya banyak….apa lagi gak enak badan ?? “ Tanya teman ayah saya… (Wen itu panggilan kecilku).. “ndak” jawab saya sambil berjalan kearah kamar seberang…
Lama saya berdiri di depan pintu kamar anak teman ayah … hanya melihat dia yang sedang asik “main” komputer ….

Pulang dari Rumah teman ayah saya itu… saya terus kepikiran pengeeeeenn banget bisa “main” komputer.. sampai-sampai saya punya mainan dari kardus bentuknya keyboard komputer (persegi panjang dan di gambar kotak-kotak pake spidol di atasnya) … pokoknya seperti orang sakaw … hehehe… tapi mungkin itulah awal dari apa yang terjadi dengan saya sekarang ini…

Saat saya kelas 6 SD, kantor ayah saya diberi komputer dari pusat. Maklumlah, namanya di Irian Jaya pada saat itu, komputer seperti barang yang kramat dan langka… tapi saya beruntung, karena ayah saya pimpinan di kantor itu, dan kebetulan KKN masih sah-sah saja… (ehem) sebagai anak kepala kantor, saya bebas masuk ke ruang komputer (saking keramatnya dibuat satu ruangan khusus untuk 1 komputer doang).. dan saya bebas mengutak-atik komputer… Pak Irman (alm) … orang yang pertama kali mengajarkan saya cara megang komputer … benar-benar dari awal… sampai akhirnya saya bisa (bahkan mahir) menggunakan Word Star 5.0 dan Lotus 123 R 2.4 (terima kasih Om Irman, semoga Allah menerima semua amalan Om dan diberi tempat yang Indah di alam sana)…

Mulai dari KKN komputer itu… saya kemudian keliling untuk nyari tempat kursus komputer… dan sempat menjadi peserta kursus termuda (waktu itu sudah smp).. karena peserta kursus lainnya adalah bapak-bapak orang kantoran (Irian Jaya gitu loh)… dan mulai dari situ pula, saya mulai meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa “pintar” komputer.

Kelas 2 SMP, saya dikirimi komputer bekas dari kakak saya yang kuliah di Jakarta. Walaupun butut… tapi itu adalah komputer pertama yang saya punya. Setelah SMA, saya termasuk pengajar termuda di sebuah tempat kursus komputer di kota Sorong – Irian Jaya… Lulus dari SMA, saya mantap memilih kuliah jurusan Informatika… di Universitas Gunadarma … dan Alhamdulillah .. sekarang menjadi System Administrator (yang mengurus masalah system komputer) di AJB Bumiputera 1912…

Kisah ini adalah kisah perjalanan yang paling saya ingat… karena kisah ini pula yang merubah keyakinan saya… bahwa tidak ada cita-cita yang tidak mungkin bila sudah menjadi tekad yang kuat dan keyakinan yang dalam pada diri kita… Keyakinan yang kuat bahwa saya harus bisa “main” komputer … telah mengantar saya ke dalam dunia Teknoogi Informasi seperti yang saya jalani saat ini…
Sekali lagi… terima kasih kepada Om Irman (ALM) yang telah meluangkan waktu senggangnya untuk mengajarkan saya … dan memotivasi saya bahwa saya pasti bisa menguasai komputer … kata-kata Om yang selalu saya ingat … “Wen… komputer itu buatan manusia” …. Thank’s Om…